ABSTRAK
Industri manufaktur skala menengah, khususnya di sektor makanan dan minuman di Indonesia, menghadapi tantangan dalam memenuhi permintaan pasar yang dinamis sekaligus meningkatkan efisiensi produksi. Artikel ini membahas penerapan teknologi informasi dan otomasi sebagai upaya strategis untuk mengatasi ketidakefisienan dalam proses produksi. Dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif melalui studi pustaka, artikel ini menganalisis bagaimana sistem informasi produksi yang terintegrasi dapat mempercepat pengambilan keputusan, mengurangi pemborosan, serta mendukung implementasi konsep Just In Time (JIT) dan prinsip lean manufacturing. Penerapan teknologi seperti Internet of Things (IoT) dan kecerdasan buatan (AI) juga dibahas sebagai bentuk inovasi yang mampu meningkatkan kecepatan, ketepatan, dan fleksibilitas produksi. Lebih lanjut, keberhasilan transformasi ini bergantung pada kesiapan sumber daya manusia serta komitmen manajerial dalam mendukung perubahan jangka panjang. Hasil analisis menunjukkan bahwa integrasi teknologi dan otomasi, jika diiringi dengan penerapan budaya kerja efisien melalui lean manufacturing, mampu memberikan dampak signifikan terhadap peningkatan efisiensi operasional dan daya saing perusahaan.
Kata kunci: teknologi, efisiensi produksi, manufaktur, sistem informasi, lean manufacturing
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam beberapa tahun terakhir, perusahaan manufaktur di Indonesia menghadapi tantangan dalam meningkatkan efisiensi produksi akibat ketidaksesuaian antara kapasitas produksi dan permintaan pasar yang fluktuatif. Sebagai contoh, sebuah industri makanan mengalami penurunan produksi pada bulan tertentu meskipun permintaan konsumen meningkat. Hal ini menunjukkan perlunya sistem manajemen produksi yang adaptif dan responsif terhadap perubahan permintaan. Salah satu pendekatan yang dapat diterapkan adalah sistem Just In Time (JIT), yang bertujuan untuk meminimalkan persediaan dan mengurangi pemborosan dalam proses produksi. Dengan menerapkan JIT, perusahaan dapat menyesuaikan produksi dengan permintaan aktual, sehingga meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya operasional.
Selain itu, integrasi teknologi informasi dalam sistem produksi menjadi faktor penting dalam meningkatkan efisiensi operasional. Implementasi sistem informasi produksi yang terintegrasi memungkinkan perusahaan untuk mengelola data produksi secara real-time, meningkatkan akurasi informasi, dan mempercepat pengambilan keputusan. Sebagai contoh, sebuah perusahaan manufaktur furniture berhasil meningkatkan efektivitas dan efisiensi produksi melalui pengembangan sistem informasi yang terintegrasi, yang mencakup perencanaan produksi, pengendalian persediaan, dan penjadwalan produksi.
Lebih lanjut, penerapan prinsip Lean Manufacturing juga telah terbukti efektif dalam meningkatkan efisiensi produksi di industri manufaktur. Pendekatan ini fokus pada pengurangan pemborosan dan peningkatan nilai tambah bagi pelanggan. Dengan menerapkan prinsip-prinsip seperti 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, dan Shitsuke) dan Kaizen, perusahaan dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih terorganisir dan efisien, serta mendorong perbaikan berkelanjutan dalam proses produksi.
Melihat berbagai pendekatan yang telah berhasil diterapkan di industri manufaktur di Indonesia, penting bagi perusahaan untuk terus mengevaluasi dan mengadopsi strategi yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi operasional mereka. Dengan demikian, perusahaan dapat meningkatkan efisiensi produksi, mengurangi biaya operasional, dan meningkatkan daya saing di pasar yang semakin kompetitif.
1.2 Batasan Masalah
Batasan masalah dalam artikel ini difokuskan pada penerapan teknologi informasi dan otomasi produksi dalam meningkatkan efisiensi proses produksi di industri manufaktur skala menengah sektor makanan dan minuman.
1.3 Rumusan Masalah
Bagaimana penerapan teknologi informasi dan otomasi produksi dapat meningkatkan efisiensi waktu produksi di industri manufaktur skala menengah sektor makanan dan minuman?
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai adalah menganalisis penerapan teknologi informasi dan otomasi produksi dalam meningkatkan efisiensi waktu produksi di industri manufaktur skala menengah sektor makanan dan minuman.
1.5 Metode Penulisan
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif dengan menggunakan metode studi pustaka (library research). Pendekatan ini dipilih untuk mendeskripsikan serta menganalisis secara mendalam penerapan teknologi informasi dan otomasi dalam meningkatkan efisiensi proses produksi pada industri manufaktur skala menengah, khususnya sektor makanan dan minuman di Indonesia.
2. KAJIAN PUSTAKA
2.1 Teknologi
Mitcham (1994) menyatakan bahwa teknologi adalah penerapan ilmu pengetahuan yang dilakukan melalui proses penelitian, pengembangan, dan produksi, dengan tujuan utama untuk memenuhi kebutuhan manusia serta menyelesaikan masalah secara praktis. Dengan demikian, teknologi berperan penting dalam inovasi dan kemajuan di berbagai bidang kehidupan.
2.2 Efisiensi Produksi
Efisiensi produksi merupakan suatu upaya untuk meminimalkan penggunaan input agar dapat menghasilkan output dalam jumlah sebesar-besarnya. Konsep efisiensi ini meliputi beberapa aspek, yaitu efisiensi teknis yang membandingkan antara produksi aktual dengan produksi maksimal yang mungkin dicapai, efisiensi alokatif yang berkaitan dengan penggunaan input secara optimal sesuai harga dan teknologi yang ada, serta efisiensi ekonomi yang menilai perbandingan antara keuntungan aktual dengan keuntungan maksimal yang dapat diperoleh. Soekartawi (2002) mengartikan efisiensi sebagai upaya menggunakan input sekecil mungkin untuk menghasilkan output sebesar mungkin.
2.3 Manufaktur
Menurut Wignjosoebroto (2006), industri manufaktur merupakan suatu sistem yang mengubah bahan-bahan (sumber daya seperti material, modal, tenaga kerja, energi, dan keterampilan) menjadi barang atau jasa yang bisa dipasarkan melalui langkah-langkah produksi tertentu untuk menambah nilai produk.
2.4 Sistem Informasi
Menurut Jogiyanto (2005), sistem informasi merupakan gabungan dari metode kerja, data, individu, dan teknologi informasi yang disusun untuk mencapai tujuan suatu organisasi.
2.5 Lean Manufacturing
Lean manufacturing merupakan suatu pendekatan dalam produksi yang berfokus pada pengurangan semua jenis sumber daya, termasuk waktu, di setiap kegiatan perusahaan dengan tujuan menghapus pemborosan yang tidak menambah nilai pada produk.
Womack dan Jones (1996) menjelaskan bahwa lean manufacturing adalah suatu proses transformasi yang aktif, yang dipandu oleh prinsip-prinsip serta teknik terbaik untuk perbaikan yang berkelanjutan, yang mengombinasikan keunggulan dari kerajinan tangan dan produksi massal.
3. PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN OTOMASI PRODUKSI DALAM MENINGKATKAN EFISIENSI DI INDUSTRI MANUFAKTUR SKALA MENENGAH SEKTOR MAKANAN DAN MINUMAN
Penggunaan sistem informasi produksi yang terpadu memungkinkan pengelolaan data secara langsung, sehingga mempercepat proses pengambilan keputusan dan penjadwalan produksi yang lebih responsif terhadap permintaan pasar. Otomasi dalam proses produksi dapat mengurangi kesalahan yang dilakukan manusia dan mempercepat kecepatan produksi, sehingga waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi dapat dipersingkat secara signifikan. Misalnya, penerapan teknologi Internet of Things (IoT) dan kecerdasan buatan (AI) di pabrik cerdas memungkinkan pemantauan kondisi mesin dan kinerja produksi secara langsung, sehingga gangguan dapat dikurangi dan proses produksi menjadi lebih efisien.
Pengintegrasian teknologi digital dalam manajemen rantai pasokan membantu perusahaan mengelola persediaan bahan baku dengan lebih baik, sehingga mengurangi pemborosan dan stok berlebih. Pendekatan Just In Time (JIT) yang didukung oleh sistem informasi digital memungkinkan produksi disesuaikan dengan permintaan yang sebenarnya, sehingga penggunaan bahan baku menjadi lebih efisien dan biaya operasional dapat ditekan.
Otomasi dan digitalisasi dalam proses produksi tidak hanya mempercepat jalannya proses, tetapi juga mengurangi beban kerja manual sehingga tenaga kerja dapat lebih fokus pada tugas yang memberikan nilai tambah lebih. Selain itu, penerapan prinsip lean manufacturing seperti 5S dan Kaizen menciptakan lingkungan kerja yang lebih teratur dan mendukung perbaikan berkelanjutan, yang pada akhirnya meningkatkan produktivitas tenaga kerja.
Keberhasilan dalam menerapkan teknologi sangat tergantung pada kesiapan sumber daya manusia dan dukungan dari manajemen. Pelatihan dan pengembangan keterampilan karyawan sangat diperlukan agar teknologi dapat digunakan dengan maksimal. Manajemen juga perlu berkomitmen untuk mendukung proses transformasi digital sebagai bagian dari strategi bisnis jangka panjang.
4. PENUTUP
4.1 Simpulan
Penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan teknologi informasi dan otomasi dalam industri manufaktur, khususnya di sektor makanan dan minuman di Indonesia, memiliki dampak signifikan terhadap efisiensi produksi. Dengan mengadopsi sistem informasi produksi yang terintegrasi, perusahaan dapat meningkatkan akurasi data, mempercepat pengambilan keputusan, dan mengurangi pemborosan. Selain itu, penerapan pendekatan Just In Time (JIT) dan prinsip lean manufacturing seperti 5S dan Kaizen berkontribusi pada terciptanya alur kerja yang lebih efisien dan responsif terhadap permintaan pasar. Keberhasilan implementasi teknologi ini sangat bergantung pada kesiapan sumber daya manusia dan dukungan manajerial, yang menjadi faktor kunci dalam menciptakan daya saing perusahaan di pasar yang semakin kompetitif.
4.2 Saran
Berdasarkan hasil kajian dalam artikel ini, disarankan agar perusahaan manufaktur skala menengah di sektor makanan dan minuman mengintegrasikan teknologi informasi dan otomasi secara menyeluruh ke dalam proses produksi untuk meningkatkan efisiensi operasional. Penerapan sistem informasi produksi yang terintegrasi perlu didukung oleh pemahaman dan keterlibatan aktif dari seluruh elemen organisasi, terutama manajemen dan tenaga kerja, agar transformasi digital dapat berjalan optimal. Selain itu, penerapan prinsip lean manufacturing seperti 5S dan Kaizen perlu ditanamkan sebagai budaya kerja agar tercipta lingkungan produksi yang terstruktur, efisien, dan mendukung perbaikan berkelanjutan. Pelatihan dan pengembangan keterampilan karyawan menjadi langkah penting agar teknologi yang diadopsi benar-benar memberikan dampak positif. Oleh karena itu, digitalisasi dan efisiensi produksi perlu dijadikan bagian dari strategi jangka panjang perusahaan, sehingga mampu meningkatkan daya saing di tengah dinamika industri yang semakin kompetitif.
DAFTAR PUSTAKA
Aumora, Nova Sri., Bakce, Djaimi., Dewi, Novia. (2016, April). Analisis Efisiensi Produksi Usahatani Kelapa di Kecamatan Pulau Burung Kabupaten Indragiri Hilir. Jurnal SOROT 11(1), 47-59.
Kumparan. (2023, 27 November). Pengertian Teknologi Menurut Para Ahli: Inovasi dan Perubahan dalam Era Modern. https://kumparan.com/pengertian-dan-istilah/pengertian-teknologi-menurut-para-ahli-inovasi-dan-perubahan-dalam-era-modern-21eyLZO2cjB/full
Kurnia, Ismail. (2023, Februari). Bahan Ajar Basic Lean Manufacturing. Fakultas Teknik, Teknik Industri, Universitas Krisnadwipayana.
Soufitri, Fithrie. (2023, Januari). Konsep Sistem Informasi. Padang Sidempuan: PT Inovasi Pratama Internasional.
Wignjosoebroto, Sritomo. (2006). Pengantar Teknik dan Manajemen Industri. Surabaya: Guna Widya.
Womack, J. P., Jones, D. T. (1996). Lean Thinking: Banish Waste and Create Wealth in Your Corporation. New York: Simon & Schuster.
PENULIS
Adellia Kusuma Anjani (adelliakusumaanjani@student.telkomuniversity.ac.id)
Najwa Huwaina (najwahuwaina@student.telkomuniversity.ac.id)
Viona Angelaputri Tifani (vionanangelaputritifani@student.telkomuniversity.ac.id)
